RSS

Empowering Your Self

Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar.

Dengan pengenalan diri, kita mengetahui kelebihan yang ada pada diri kita sebagai kekuatan yang ada pada diri kita . Kekuatan-kekuatan yang ada pada diri merupakan aset dalam kehidupan sehari-hari, tetapi jika kekuatan-kekuatan itu tidak disadari maka kesempatan untuk mengaktualisasikan diri akan hilang.

Demikian juga dengan dengan kelemahan-kelemahan yang ada pada diri seseorang. Kelemahan yang disadari sejak awal, mempunyai kesempatan luas untuk diperbaiki. Kelemahan-kelemahan yang tidak disadari, tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga dapat menyusahkan orang lain.

Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, yaitu tahap pengungkapan diri dan tahap menerima umpan balik.

Pengungkapan diri didefinisikan sebagai aktivitas yang mengungkapkan bagaimana anda sedang bereaksi pada suatu situasi yang terjadi pada saat itu dan memberikan informasi mengenai pengalaman masa lalu yang masih relevan untuk memahami reaksi yang terjadi pada saat itu.

Menjadi orang yang mengungkapkan diri berarti membagi pada orang lain bagaimana merasakan peristiwa yang baru saja terjadi dan bukan mengungkapkan secara detail pengalaman hidup pada masa lalu.

Orang dapat mengetahui dan memahami orang lain, tidak perlu mengetahui pengalaman masa lalunya tetapi lebih pada bagaimana ia melakukan reaksi pada saat itu. pengalaman masa lalu akan membantu sejauh memperjelas mengapa seseorang melakukan tindakan dengan suatu cara tertentu.

Umpan balik ditujukan untuk membuktikan informasi yang konstruktif dalam rangka membantu seseorang untuk menjadi sadar bagaimana perilaku seseorang mempengaruhi orang lain. Sehingga umpan balik akan membantu seseorang mengubah perilaku sehingga orang menjadi lebih produktif.

Pada dasarnya orang menyukai seseorang yang senang memberikan umpan balik, sebaliknya umpan balik diberikan ketika seseorang sudah dapat mengungkapkan dirinya. Ketika orang belum merasa siap diberikan umpan balik, umpan balik justru menjadi bumerang, munkin saja orang yang diberi masukan akan merasa ditelanjangi, digurui, diremehkan, ataupun merasa tidak dihargai. umpan balik bersifat motivasional bagi orang lain.

Setelah seseorang melakukan upaya mengenali kekuatan dan kelemahan diri, maka orang akan menyadari siapa saya?. Hal itu bukan akhir dari apa yang akan dilakukan dalam hidup ini. Mengenal diri bukanlah tujuan.

Pengenalan diri adalah sebagai wahana (sarana) untuk mencapai tujuan hidup. Oleh karenanya, setelah seseorang dapat menjawab pertanyaan siapa saya? maka pertanyaan selanjutnya adalah saya ingin menjadi siapa? Hal ini akan sangat tergantung pada bagaimana kita dapat melihat dan mengatur diri sendiri.

~ Empowering your self ~
Selengkapnya - Empowering Your Self
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Siapakah DIA?

Yudhie…yudhie….hari Minggu, pada tanggal berapa ya??? pukul 04.40 WITA (Waktu Indonesia Tengah,red), teman..tetangga samping rumah memanggil untuk mengajak “Lopas” istilah sana yang berarti Jongging atau lari pagi…dengan wajah yang kucel masih beraroma bantal yang kena iler (air liur yang tidak sengaja tumpah) dengan segera mengambil sepatu serba bisa, bisa dipakai ke sekolah, bisa dipakai main bola, dan bisa dipakai jalan-jalan…Dan bergegaslah saya berangkat……

Masih di gang yang sama, tidak lupa saya mampir di depan rumah si Dia untuk mengajaknya ikut, karena semalam kami sudah janjian untuk jogging bersama,,Diapun keluar membuka pagar dengan mengenakan baju berwarna biru terlihat kebesaran sih, mungkin saja punya kakanya yang dia pakai..tidak apalah yang penting rambut lurus hitam panjangnya tetap teruarai yang bisa menutupi kekurangan di bajunya. Berangkatlah kami mengelilingi kompleks panakukang mas yang merupakan sebuah tempat/kawasan elit di Makassar yang sudah hampir 6 tahun tidak ke sana, katanya sih sekarang sudah menjadi kawasan superkomplit di kota Makassar….

Tidak terasa sudah pukul 07.00, matahari sudah semakin tinggi, keasikan jalan sampai lupa waktu, kami pun beranjak pulang ke rumah masing-masing…..mmm film kesukaan DORAEMON sudah hampir dimulai, dilanjutkan dengan film Dragon Ball Z, hari yang indah..Pertanyaan dari judul di atas belum terjawab, Siapakah Dia?Kisahnya sudah dimulai, perkenalan itu, wajah itu, lokasinya, sepedaku yang bermerk Mustang, masih ada yang produksi tidak ya?, sampai-sampai teman-teman yang ada di lokasi itu malah sudah tidak ingat mereka pada pakai baju apa, siapa saja yang ikutan?, Kejam banget, serasa yang lain pada numpang jadi figuran dalam episode ini….Wajah putihnya, Hidungnya, Pipinya….Moment yang berkesan sampai sekarang masih terekam jelas di memory-ku.

Di hari Minggu berikutnya kami pun melakukan aktifitas yang sama dengan minggu kemarin, eh lagi-lagi dia mengenakan pakaian yang berukuran yang sama, jadi semakin mengerucut pertanyaan di hati. Apakah benar dia memakai pakaian kakaknya? Apakah memang semua bajunya berukuran seperti itu? Dan Apakah ibunya sengaja membelikan ukuran seperti itu agar usia pemakaiannya jadi lama? Dan sampai sekarang belum terjawab juga. Dari tadi malah membahas ukuran baju? Apakah tidak ada tema yang lain ya?

Mmmm gadis itu berinisial D..I..A (bukan inisial kalee), anak tetangga yang baru pindah dari wilayah lain, tapi masih seputar wilayah Makassar dan Sekitarnya, Dia anak ketiga dari Empat bersaudara, Ibunya Lupa namanya (jahat banget ya?), yang diingat cuma nama Ayahnya yaitu Amiruddin, karena nama itu melekat pada nama terakhir si Dia..hehehe ;) Malu-malu, itulah yang saya rasakan pada saat itu, tidak banyak kata yang bisa keluar dari mulut saya ketika berhadapan dengan Dia, terus dan terus seperti itu, orang yang aneh…?

Semenjak mengenal si Dia, ada beberapa ritual yang sering saya lakukan, pertama..setiap minggu pagi “Lopas” dengan Dia sambil membawa sepeda buntut yang sedikit berkarat merk Mustang berwarna biru tua, kedua..setiap malam sebelum memulai aktivitas belajar didahului dengan nongkrong di depan rumahnya sambil melihat wajahnya dari kejauhan setelah itu pulang ke rumah dan belajar, ketiga...nitip salam ke Dia lewat adiknya sebelum berangkat ke sekolah…benar-benar ritual yang aneh… Setiap hari selalu membawa semangat yang baru, mungkin sebagian besar orang yang seusia dengan saya pada waktu itu merasakan hal yang sama, kalau kata orang tua sih “the first love” berjuta rasanya…Tapi apakah Dia merasakan hal yang sama?

Jadi ingat, waktu itu saya berusia 13 tahun dan duduk di kelas I Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan Dia masih berumur 12 tahun dan duduk di kelas VI Sekolah Dasar (SD), tapi apakah wajar orang dengan usia segitu sudah merasakan perasaan suka dengan lawan jenis?. Menurut teori mbah Freud (dibaca Froid, red) dan dibenarkan dengan teori perkembangan Ericson bahwa tahap perkembangan individu terbagi atas 5 tahap, yaitu balita, anak-anak, remaja awal, remaja akhir/dewasa awal dan dewasa akhir atau manula (manusia lanjut usia), nah usia saya berdasarkan teori di atas masuk pada tahap perkembangan remaja awal yaitu usia 12 tahun s/d usia 18 tahun dimana disebutkan bahwa masa inilah dimana masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa utuh, atau masa dimana manusia kehilangan status kanak-kanaknya tetapi belum memperoleh status dewasa. Teori di atas juga menjelaskan beberapa perubahan yang terjadi di masa remaja yaitu perubahan secara fisik maupun psikologis. Perubahan fisik bisa dilihat dari ukuran badan, ukuran suara, dan terjadi pubertas yang menandai telah siapnya organ seksual untuk fungsi reproduksi. Sedangkan perubahan psikologis termanifestasi melalui perkembangan sosial yaitu berusaha untuk melepaskan diri dari lingkungan orang tua dan mendekat kepada lingkungan sebaya, Ericson menambahkan bahwa proses tersebut merupakan pencarian identitas ego. Lha..letak hubungannya teori di atas dengan jatuh cinta di mana? Hubungannya apa ya? Yang mau dengan senang hati meneliti kasus di atas silahkan…saya rekomendasikan judulnya "Korelasi Usia terhadap Intensitas Jatuh Cinta ditinjau dari teori perkembangan Ericson

Tahun ajaran baru……….

Tahun berganti, seragam sekolah berganti, tas sekolah berganti, buku, dan sepatu serba bisa pun ikut digantikan dengan sepatu serba bisa yang baru…

Sudah menjadi ritual yang wajib bagi sekolah seantero Indonesia ketika hari senin tiba yaitu Upacara Bendera, dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya karangan WR. Soepratman, kamipun ikut bernyanyi sambil memberi hormat kepada Sang Saka Merah Putih..Komandan upacara berjalan menuju Pemimpin Upacara, ”Lapor Upacara Bendera Pada Hari Senin, Tanggal…Tahun 1995 Telah Selesai, Laporan Selesai” dan dibalas oleh Pemimpin Upacara “Laksanakan”, dengan jawaban yang lantang sang Komandan Upacarapun membalas kembali, “Siap Laksanakan”, dengan bergegas para murid berlarian mencari perlindungan dari terik matahari pagi sambil meminum seteguk demi seteguk air bekal dan doa dari orang tua…wuih panas, gerah, bercampur keringat dan mmmm sudah tentu aroma keringat ABG (Anak Baru Gede)

Lagi, masih di saat yang sama dari kejauhan terlihat seorang wanita yang tidak asing lagi..…eh si Dia, kenapa bisa ada di sini? Apakah itu memang Dia? Kok penampilannya beda? Rambutnya kok pendek? Siapa yang suruh potong rambut? Pertanyan demi pertanyaan akhirnya terjawab juga setelah Dia datang menghampiri dan berkata “Saya diterima sekolah di sini”….yuhui……Lapor Percakapan Telah Selesai, Laporan Selesai….yeah. Adik kelas baru membawa semangat yang semakin baru setiap harinya.

Pukul 11.30 siang di hari itu, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, dengan wajah tersenyum saya pun menggayuh sepeda sedikit berkarat itu untuk berangkat ke sekolah bersama dengan teman-teman, perjalanan memakan waktu 30 menit, pertanyaanya adalah….saya sampai di sekolah jam berapa? Silahkan dihitung sendiri. Sesampainya di sana sambil memarkir dan mengunci sepeda, saya bergegas menuju depan kelasnya sambil mengintip ke dalam…eits ternyata si Dia belum pulang. Serasa tidak ada perbedaan antara sudah mandi dengan belum mandi, maklum baju saya yang kemarin masih dipakai hari ini juga, ditambah lagi jam masuk kelas pukul 13.30, masih menunggu 1 jam 30 menit lagi, sengaja datang lebih cepat agar dapat melihat dia sebelum memulai aktifitas hari ini, dengan kata lain suplement untuk meningkatkan stamina dan semangat belajar.

Pembagian raport sekolah telah selesai, dan kami di nyatakan naik kelas…Ruangan kelas Dia yang baru berada di lantai 2 dan ruangan kelas saya yang baru di lantai 1 berlainan gedung. Setiap jam istirahat, Dia selalu menyempatkan untuk berdiri di dekat tembok samping kelasnya sambil memandang ke berbagai arah dan disaat itu lah saya bisa memandang wajahnya sambil duduk di bangku kelas tempat yang biasanya saya gunakan untuk menulis dan belajar. Memang benar kata orang “Posisi Menentukan Prestasi”, dan saya mengalami itu….saat-saat yang dinantikan adalah jam istirahat sekolah

Hari, minggu, bulan, dan tahun berganti….semenjak dia satu sekolah dengan saya tidak satu kata yang keluar dari mulut kami sejak pembicaraan di hari pertama dia masuk di sekolah ini..Waktu dilompati begitu saja, Dia sibuk dengan aktifitasnya, dan saya pun sibuk dengan ritual yang baru..Sepak Bola di sore hari, Nongkrong di depan gang sambil gitar-gitaran pada saat malam tiba hingga larut malam….”Trus Kapan ngobrolnya?”

Dia melanjutkan jenjang studinya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di kota lain yaitu Palu Sulawesi Tengah, sementara saya sudah terlebih dahulu melanjutkan ke SLTA. Kami terpisah oleh jarak yang cukup jauh,mau menelphone tidak punya duit, mau SMS-an tapi teknologi Handphone belum ada pada waktu itu, mau MMS-an makanan jenis apalagi tuh? Mau Chating, boro-boro teknologinya masih cuman bisa mengerti program OS dan Lotus, Aduh lengkap sudah penderitaan ini…

Sampai hari ini, banyak pertanyaan yang masih belum terjawab..atau dengan kata lain Unfinished business.
Selengkapnya - Siapakah DIA?
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS